Saturday, December 24, 2011
pengsan..
segala puji bagi Allah, Raja sekalian makhluk,
selawat buat junjungan teragung, Muhammad s.a.w
ketika nafas sedang dihirup,
kaki sedang melangkah,
mata sedang melihat,
dan mulut sedang berkata - kata..
semua perkara ini kita buat dengan bersahaja,
tanpa tahu kenapa..
kadang2 kerana keinginan,
kadang2 kerang keperluan,
kadang2 kerang keterpaksaan,
kadang2 kerana nafsu yang selalu membisikkan kejahatan,
kadang2 kerana kehendak manusia yang lain..
seorang sahabat Rasulullah,
Muawwiyah bin Abi Sufyan
ketika mendengarkan hadith tentang balasan orang yang riya',
hatinya sangat takut,
sehingga beliau PENGSAN,
kerana sangat2 takutkan balasan yang pedih bagi manusia - manusia yang membuat kebaikan..
bayangkan,
golongan2 manusia yang didunianya dikenali sebagai orang yang tip top dikalangan penduduk bumi,
akhirnya,
ketika hari penghisaban,
Allah membongkar segala isi hati dan niatnya yang bukan kerana Allah di hadapan seluruh manusia..
"Sesungguhnya manusia pertama yang dibicarakan pada Hari Kiamat ialah SEORANG LELAKI YANG MATI SYAHID. Dia dibawa untuk dihisab, lalu Allah memperingatkannya tentang nikmat - nikmatnya. Dia pun mengakuinya.
Allah berfirman: " Apakah yang telah kamu buat dengan nikmat - nikmat itu??
Dia menjawab: "Aku berjihad di jalanMu sehingga aku mati syahid"
Allah berfirman: " BOHONG!!!" Tetapi kamu telah berperang supaya kamu digelar orang yang berani dan itulah yang telah dikatakan kepada kamu"
Kemudian diperintahkan supaya dia dibawa ke neraka, lalu dia diseret atas mukanya hingga dihumban ke dalam neraka.
"Dibicarakan pula seorang LELAKI YANG TELAH MEMPELAJARI ILMU, MENGAJARKAN AL-QUR'AN DAN MEMBACA AL-QUR'AN. Dia dibawa untuk dihisab. Lalu Allah memperingatkannya tentang nikmat - nikmatnya, lalu dia mengakuinya.
Allah berfirman: Apakah yang kamu lakukan dengan nikmat - nikmat ini??
Dia menjawab:"Aku mempelajari ilmu, mengajarkannya dan membaca Al - Qur`an keranaMU"
Allah berfirman:" BOHONG!!" Tetapi kamu mempelajari ilmu supaya kamu digelar alim. Kamu membaca Al - Qur`an supaya kamu digelar qori. Itulah yang telah dikatan mereka kepada kamu"
Kemudian diperintahkan supaya dia dibawa ke neraka, lalu dia diseret di atas mukanya sehingga dihumban ke dalam neraka.
"Didatangkan pula seorang lelaki yang Allah berikan kesenangan dan pelbagai jenis harta. Dia dibawa untuk dihisab, lalu Allah memperingatkan tentang nikmat - nikmatnya. Dia pun mengakuinya
Allah pun bertanya: "Apakah yang kamu lakukan dengan nikmat - nikmat itu??"
Dia pun menjawab: "Aku tidak meninggalkan pun sesuatu jalan kebaikan yang Engkau sukai melainkan aku bersedekah kepadanya kerana-Mu"
Allah berfirman: "BOHONG!!!" tetapi engkau berbuat begitu supaya engkau digelar pemurah, dan itulah yang telah dikatakan kepada kamu"
Kemudian diperintahkan agar dia dibawa ke neraka. Dia pun diseret di atas mukanya, kemudian dihumbankan ke dalam neraka.
(Riwayat Muslim)
setelah Muawiyyah sedar dari PENGSAN,
beliau berkata:
"Benarlah Allah s.w.t dan RasulNya..
Firman Allah:
"Sesiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan tunaikan kepadanya ganjaran amalan baik mereka di dunia, dan (balasan) mereka tidak akan dikurangkan sedikitpun di dunia. Merekalah orang yang TIDAK MENDAPAT APA - APA PADA HARI AKHIRAT kelak melainkan azab neraka."
(Hud:15 - 16)
Diriwayatkan bahawa sebahagian ulama salaf berkata:
"Sesiapa yang mahu berasa gembira dengan kesempurnaan amalannya, hendaklah dia mengelokkan hatiya, kerana Allah Azza Wa Jalla memberikan pahala kepada seseorang hamba apabila niatnya elok, walaupun dengan sesuap makanan"
Sufyan Ath - Thauri berkata:
"Saya tidak pernah menguruskan sesuatu yang lebih sukar daripada menguruskan niat saya, kerana is selalu berubah - ubah"
salam. =)
Tuesday, November 22, 2011
adaptasi lama - lama??
Thursday, October 13, 2011
jumpa orang..
Tuesday, September 13, 2011
lebaran
Saturday, September 10, 2011
naafi' li ghairih
Thursday, August 4, 2011
kader - kader manja =(
segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam..
selawat buat junjungan teragung, Muhammad s.a.w
email dibuka ptg tadi,
kiriman dari seorang murabbi..
pesanan agar selalu memuhasabah diri,
siapalah diri ini jika tiada ikhlas di hati..
sedangkan tujuan hidup di dunia untuk mencari redho Ilahi.
Kader-Kader Manja
Duh kader-kader manja, maunya selalu mendapat, tapi enggan memberi. Maunya diperhatikan, tapi tak mau memperhatikan. Maunya dihargai, tapi tak mau menghargai.
Duh kader-kader manja, merasa paling dibutuhkan dalam dakwah hingga tinggi hati menyerang niat nan suci. Merasa paling berkontribusi tapi lupa diri, bahwa yang diperbuatnya tak begitu berarti.
Duh kader-kader manja, masalah pribadi jadi masalah lembaga. Harusnya fokus memikirkan umat, tapi sibuk mengungkit masalah internal yang dibuat buat. Kapan kita geraknya sobat?
Duh Kader-kader manja, selalu enggan datang rapat, kalaupun datang pasti bilangnya “afwan telat”
Duh kader-kader manja, inginnya selalu instan. Ingin dapet jabatan. Ingin terlihat mapan. Kalau tidak berhasil jadinya menjauh dari perkumpulan. Barisan patah hati pun jadi bermunculan.
Duh kader-kader manja, ingin ini ingin itu tapi tak mau bergerak. Hanya bisa berteriak-teriak, duhsampe suaranya serak, tak banyak manfaat.
Duh kader-kader manja, senangnya mengkritisi tapi tak memberi solusi, panjang lebar berdiskusi tapi tak ada aksi.
Duh kader-kader manja,
ternyata usia tak selalu berbanding lurus dengan kedewasaan. Bersikap seperti anak-anak padahal beban dakwah semakin banyak. Umat ini sedang butuh kontribusimu, jangan kau tambah lagi masalah umat dengan kemanjaanmu. Ingat, Komitmen kita di jalan dakwah ini akan Allah bayar, jauh lebih mahal dari materi yang selama ini kita kejar. Jadi jangan beralasan meninggalkannya hanya karena disibukkan dengan permasalahan-permasalahan pribadi. Syurga itu amat mahal takkan dapat dicapai dengan upaya seadanya saja. Buanglah sifat manja, buktikan bahwa kita kader-kader dakwah yang siap bekerja untuk umat dan bangsa.
salam.
Sunday, July 24, 2011
pemuda dan barber =)
Tuesday, July 19, 2011
perlu VS mahu
Sunday, July 3, 2011
kubra
Saturday, June 4, 2011
Kerdil
Thursday, June 2, 2011
5531
Tuesday, May 3, 2011
Dari Atas Satu Tanah Tempat Kita Berpijak
Dari atas satu tanah tempat kita berpijak
Teruslah bergerak, berhentilah mengeluh…
Pada setapak kehidupan ketika kau bersedih
Senandung cerita lirih hati yang tak bertepi
Pada dimensi sajak hari yang terlalu dingin
Ketika kesepian menjawab renta malam tanpa angin
Semilir hidup dan sebuah kalimat mungkin
Pada harapan ketika jiwa harus tetap berdiri
Membelai hidup yang tak memerlukan terima kasih
Maka, maafkanlah…
Hadapi hidup ini apa adanya
Hidupi hidup dengan iman dan kesabaran
Enyahkan kejenuhan hidupmu buanglah rasa cemas
Bersyukurlah seluas langit dan bumi
Tinggalkan kekosongan harimu dalam rencana esok pada kehidupan di hari yang lain
Tanyakan pada dirimu akan kesantunan yang selalu terabaikan
Dari atas satu tanah tempat kita berpijak
Teruslah bergerak, berhentilah mengeluh…
Peliharalah, peliharalah senyummu agar tak menjadi palsu
Menikmati kesedihan dan menjadi tangguh
Menakhlukkan pedih menjadi peluru
Bernafas seperti batu, menjadi singa dalam kejayaan matahari
Menjaga malam bersama tamaknya ibadah para rahib rabbani
Mensyukuri semesta barsama para penjaga purnama
Menikahkan jiwa bersama dakwah
Mencumbu cinta didalam jihad
Bekali perjalanan bersama Allah dan RasulNya
Membalut hati tanpa retorika
Siapkah kau jika hari menjadi pedang dan kesempatan kedua tak lagi memilki sarang
Bertarung manjaga cinta dalam kesepian
Membunuh waktu dalam harapan
Karena lahir adalah untuk melihat kenyataan
Dari atas satu tanah tempat kita berpijak
Teruslah bergerak, berhentilah mengeluh…
Pada lautan airmata kita belajar
Pada kepedihan yang mendidik kita tuk tak gentar
Bertahan menjadi akar, bersemi pada keteguhan yang mekar
Celakalah para humazah dan lumazah
Neraka serapah jelantah
Kebutuhan jiwa di alam barzakh
Menebar jejak misteri syafaat dan kesolehan
Pada saat setiap telusuri sahara jiwa dan keabadian
Didekat jasad syahid hamzah
Temukanlah ibroh bukit uhud dari profil mini musoiram
Begitulah sejarah menuntut kita tuk bangkit kembali
Meniti tangga hari walau berulang terjatuh bangkit dan kembali terjatuh
Berdiri dan optimislah!
Karena kita adalah pewaris Rasulullah diajarkan bersabar diantara lapisan batu penduduk Thaif
Dari atas satu tanah tempat kita berpijak
Teruslah bergerak, berhentilah mengeluh…
Tuesday, April 26, 2011
Allah yustur
Thursday, April 7, 2011
Hamzah
Saturday, April 2, 2011
take a deep breath
Monday, March 28, 2011
Dunya mahu kamu relax utk Dunya
“Abi, when will we ever relax?”
I wanted to share a moving story that I once heard and will always remember and cherish for its meanings. It’s the story of one of the great Imams of this Ummah, Imam Ahmad bin Hanbal.
His son, Abdullah, asked his father one day: “Abi when will we ever relax?” His father, one of the greatest revivers of the Sunnah and a role model for all Muslims, looked him in the eye and said: “With the first step we take into Jannah.”
Ya Allah, what a beautiful response!
There are days that come to you and you’re tired, you just want to sleep and relax and “shut off” as they say. Those are the days in which you need to ask yourself a critical question: ‘Where am I going with life?’ If it’s towards Allah and for Allah, then regain your strength and continue your work, for Jannah is precious and must be sought. But if you look into your life and realise that it’s not towards Allah but towards Dunya, then your tiredness becomes a blessing, for it is a reminder that you need to change direction and renew your purpose in life.
I love this story on many levels. For one, it shows you that when someone’s focus is Jannah, their priorities change and their outlook on life is different. What we perceive as difficulty, they perceive as ease. What we perceive as calamity, they perceive as reward. What we perceive as obstacles, they perceive as opportunities for sincere dua. Moreover, when your focus is Jannah, this Dunya and its constant demand becomes small and the least of our concerns.
Also, I love the way the son began his question: “Abi” – a sweet way of addressing his father, and asked: “When will we ever relax?” If you notice, he didn’t say, “when will I relax Dad?” Even though he wanted to relax, he wasn’t selfish and also cared for his father’s condition. This also shows you that the father and son were working hard together. Again, when your focus is Jannah it reflects in your family, children, and those around you and everyone gears up towards that goal.
Our problem today is not that we’re tired, our problem today is that we relax too much. We do everything so that we relax. We cheat, break promises, do not fulfill our vows, lie, take and give bribery, and so on. Why? So we can relax. We don’t stay up for Tahajjud or wake up for Fajr, we don’t fast, or go for Hajj and Umrah… all so we can relax. We don’t walk towards the Masjid or open the Book of Allah so we can understand it, all in the name of “I need to relax!”
Dear brothers and sisters, there’s plenty of relaxation where we’re going, but this is not the time for it. Let’s all work for Jannah and be productive in the path of Allah, and work so hard that one day our children will approach us and ask: “Abi” or “Ummi”: “When will we ever relax?” and you can smile and look them in the eyes and say, “When we enter Jannah inshaAllah”
salam